Pengembangan Sistem Informasi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dewasa ini sangat berpengaruh terhadap kemajuan organisasi. Kemajuan
menimbulkan persaingan. Untuk mencapai tujuan tiap organisasi memerlukan
manajemen yang tepat dan dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan. Kegiatan
manajemen memerlukan dukungan informasi. Dengan berkembang pesatnya teknologi
alat pengolah data komputer dan teknologi peralatan komunikasi, maka pekerjaan
manajemen dan pelayanan masyarakat yang memerlukan dukungan data dan informasi
juga mengalami kemajuan pesat.
Tanpa dukungan informasi, manajemen suatu
organisasi tidak dapat mencapai tujuan yang direncanakan, apalagi untuk
mencapai sasaran secara efisien dan efektif (Amsyah,2000).
Sebuah era baru di dalam dunia usaha dan
berorganisasi muncul sejalan dengan diperkenalkan istilah teknologi informasi
dan sistem informasi. Menurut (Indrajid,2000) pada intinya keduanya memiliki
nuansa arti yang sama, yaitu bagaimana sebuah organisasi, baik berorientasi
profit maupun nonprofit berusaha untuk menggunakan perangkat komputer, aplikasi
dan sarana telekomunikasi untuk meningkatkan kinerjanya secara signifikan.
Proses
perencanaan dan pengembangan suatu sistem informasi dimulai dengan menganalisis
kebutuhan bisnis atau manajemen perusahaan (Bussiness
Requirements Analysis), dimana tujuannya adalah untuk mengetahui posisi
atau peranan teknologi informasi yang sesuai dengan perusahaan yang
bersangkutan serta untuk mendefinisikan secara rinci jenis-jenis informasi yang
dibutuhkan oleh manajemen perusahaan baik secara taktis maupun strategis untuk
pengembangan bisnisnya.
Pengembangan
sistem (system development) dapat
berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama
secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Jogiyanto,1999).
Pengembangan sebuah sistem informasi dalam sebuah perusahaan dilakukan dengan
pendekatan manajemen proyek (project
manajement). Lepas dari berbagai variasi proyek-proyek teknologi informasi
yang ada seperti pembuatan aplikasi, penerapan perangkat lunak, konstruksi
infrastruktur jaringan, dan sebagainya metodologi yang digunakan secara umum
adalah sama.
Konsep Berorientasi Objek
Menurut Mahyuzir (1991) pendekatan
berorientasi objek ini memiliki keunggulan dan mekanisme yang handal, yakni
membuat penulisan pemrograman menjadi lebih sederhana, lebih kompak, lebih
fleksibel tetapi dengan kemampuan yang jauh lebih baik.
Orientasi objek adalah suatu strategi untuk
mengorganisasikan sistem sebagai koleksi dari interaksi objek-objek yang
menggabungkan data dan perilaku (Blaha,1998). Penggunaan model orientasi objek
banyak diterapkan karena memiliki banyak keuntungan, seperti meningkatkan
kualitas, mempercepat waktu pemasaran, meningkatkan komunikasi antara
pengembang dan pengguna, mudah untuk dikembangkan, mudah untuk dideteksi
kekurangannya, serta menambah cermat pemilihan perangkat lunak.
Fokus utama metodologi ini pada objek, dengan
melihat suatu sistem terdiri dari objek yang saling berhubungan. Objek dapat
digambarkan sebagai benda, orang, tempat dan sebagainya yang mempunyai atribut
dan metode. Metodologi terdiri dari pembuatan model dan domain aplikasi,
kemudian menambahkan rincian implementasi pada saat pembuatan desain dari suatu
sistem. Tahap-tahap metodologi berdasarkan Sistem
Development Life Cycle (SDLC)
digunakan dengan memperhatikan karakteristik khusus berorientasi objek (Sutopo,
2002) yaitu Analisis, Desain dan Implementasi.
Menurut Gora (1996) semua metodologi analisis
dan perancangan berorientasi objek mempunyai kesamaan dalam hal objek, kelas, inheritance, dan relationship.
Tiga karakteristik kunci pendekatan
berorientasi objek untuk pengembangan sistem (Yourdan,1994) yaitu;
1. Abstraksi yaitu mekanisme yang menyederhanakan
realitas yang kompleks menjadi model yang lebih sederhana.
2. Enkapsulasi yaitu mekanisme yang
menyembunyikan implementasi objek sehingga komponen lain tidak akan menyadari
bagaimana data itu disimpan pada objek.
3. Inheritance
yaitu mekanisme menurunkan
atribut dan fungsi dari suatu superkelas ke subkelas dalam suatu hirarki.
Adapun The
Object Management Group (OMG) yaitu suatu konsorsium pengembang perangkat
lunak menguraikan ciri-ciri utama kunci analisis dan perancangan berorientasi
objek yang membedakan dari metodologi lainnya yaitu;
1.
Abstraksi
yaitu mendifinisikan suatu keterhubungan diantara suatu kelompok tipe objek
dimana objek tersebut merepresentasikan suatu rangkaian karakteristik yang
dipakai bersama dengan tipe objek lain.
2.
Enkapsulasi
yaitu mengimplikasikan pengemasan operasi dan data secara bersama-sama pada
suatu tipe objek dimana hanya data tersebut yang dapat diakses melalui
antarmukanya.
3.
Reuse atau penggunaan ulang yaitu suatu kemampuan untuk
menggunakan ulang tipe objek selama perancangan suatu sistem dan kelas-kelas
objek dalam suatu implementasi suatu sistem.
4.
Spesialisasi
yaitu ketika suatu objek menurunkan operasi, tipe atribut dan tipe
keterhubungan dari satu atau lebih supertipe.
5.
Komunikasi
objek yaitu dalam sistem orientasi objek, menggunakan bentuk dari satu objek
mengirim permintaan ke objek lain.
6.
Polymorfisme
yaitu konsep yang menyatakan bahwa sesuatu yang sama dapat mempunyai bentuk dan
perilaku yang berbeda. Polymorfisme mempunyai arti bahwa operasi yang sama
mungkin mempunyai perbedaan dalam kelas yang berbeda.
Analisis dan Perancangan Sistem
Secara fungsional penyelenggaraan tugas fakultas
meliputi bidang-bidang kerja sebagai berikut:
a.
Bidang
Akademik.
Bidang ini berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan
dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
b.
Bidang
Administrasi Umum
Bidang ini berkaitan dengan penyelenggaraan
administrasi umum, kepegawaian dan keuangan.
c.
Bidang kemahasiswaan
Bidang ini berkaitan dengan pelayanan kegiatan dan
kesejahteraan mahasiswa.
Unsur pelaksana akademik adalah jurusan dan program
studi. Jurusan merupakan unit pelaksana fakultas dalam sebagian atau satu
cabang ilmu. Program studi merupakan unit pelaksana fakultas dalam
penyelenggaraan pendidikan akademik dan atau profesional yang didasarkan atas
suatu kurikulum, sedangkan unsur pelaksana administrasi adalah bagian tata
usaha dengan sub-subbagian. Unsur penunjang berfungsi membantu pengurus
fakultas dalam melaksanakan proses belajar mengajar, khususnya pelaksanaan
kegiatan akademik. Unsur penunjang ini meliputi:unit perpustakaan, laboratorium
studio, dan sebagainya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem informasi
akademik yang akan dikembangkan pada Fakultas Teknik meliputi:
-
Memberikan
pelayanan registrasi kepada mahasiswa
seperti pembayaran spp,
pendaftaran ulang (cuti atau aktif), kegiatan
krs.
-
Memberikan
pelayanan perkuliahan, seperti pembuatan jadwal kuliah, jadwal ujian mid dan jadwal ujian akhir, kemudian pembuatan daftar hadir dosen
dan daftar hadir mahasiswa.
-
Memberikan
pelayanan pengajaran, yaitu
pembuatan jadwal mengajar untuk dosen
tetap dan dosen luar
biasa, pengambilan matakuliah baik matakuliah paket untuk mahasiswa baru dan
matakuliah non paket dan juga
menentukan ruang perkuliahan.
a. Analisis
Berorientasi Objek
Dari proses analisis di atas maka hasilnya diperoleh
sebagai berikut:
1.
Menentukan
subyek- subyek.
Subyek pada sistem ini dibagi menjadi 3 bagian yang
dianggap dapat mewakili sistem informasi yang akan di rancang yaitu:
registrasi, perkuliahan, dan pengajaran.
2.
Menentukan
obyek dan kelas
Dari subyek yang didapat, maka diperoleh daftar
kelas-kelas yang dikelompokkan berdasarkan subyek-subyek di atas yaitu:
a.
Subyek
registrasi terdiri dari kelas-kelas yaitu : SPP, KRS cuti dan KRS aktif sedangkan obyeknya adalah
daftar ulang.
b.
Subyek
perkuliahan terdiri dari kelas-kelas yaitu : jadwal kuliah, jadwal ujian mid,
jadwal ujian akhir, daftar hadir dosen, daftar hadir mahasiswa. Obyeknya adalah
kuliah.
c.
Subyek
pengajaran terdiri dari kelas-kelas yaitu : dosen tetap, dosen luar biasa,
ruang perkuliahan, mahasiswa, matakuliah paket dan non paket. Obyeknya adalah
mengajar.
3.
Menentukan
struktur obyek dan hirarki kelas
Terdapat 2 tipe struktur yaitu struktur gen-spec dan
struktur whole-part. Struktur gen-spec membentuk relasi pewarisan sedangkan
struktur whole-part adalah memperlihatkan hirarki dari suatu kelas sebagai
komponen dari kelas yang lain yang juga disebut sub obyek.
1. Task Management Component (TMC)
Task Management Component (TMC) terdiri dari
kelas-kelas dan objek yang menspesifikasikan komponen sistem operasi yang
mengimplementasikan sistem. Untuk TMC,
user hanya berhubungan secara langsung mengambil data dari basis data. Dan
masing-masing interface atau antarmuka pada sistem informasi akan melaksanakan
tugasnya sesuai dengan aplikasi yang dibuat. Dengan mengetahui masing-masing
tugas dari komponen, akan mempermudah user dalam menggunakan sistem informasi
yang dibuat.
Kesimpulan
Analisa dan perancangan sistem berorientasi objek
mempermudah bagi analis dan perancang untuk memulai membuat suatu sistem
informasi karena langkah-langkah untuk menganalisis dan mendsain suatu masalah
jelas, berurutan dan mudah dipaham. Analisis dan perancangan sistem dapat
dikembangkan secara keseluruhan misalnya pembuatan Sistem Informasi Akademik
Universitas, sehingga semua kebutuhan sistem akademik dapat terakomodasi.
Daftar Pustaka
Amsyah, Zulkifli. 2000. Manajemen
Sistem Informasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Blaha, Michael and William
Premerlani. 1998. Object-Oriented
Modeling and Design for Database Application. Prentice Hall. New Jersey.
Gora, Michael. 1996. Object-Oriented Analysis and Design. DBMS
Online Miller Freeman, Inc. http://www.dbmsmag.com/9606d15.html.
Indrajid, R. Eko. 2000. Manajemen
Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Jogiyanto,HM. 1999. Analisis dan
Disain Sistem Informasi. Andi. Yokyakarta.
Mahyuzir, T.D. 1991. Pengantar Analisis dan Perancangan Perangkat
Lunak. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Sutopo, H.A. 2002. Analisis dan
Desain Berorientasi Objek. J & J Learning. Yogyakarta.
Yourdan, Edward. 1994. Object-Oriented System Design An Integrated
Approach. Prentice Hall Inc. New Jersey.